Selasa, 12 Desember 2017

Review Buku Teknik Kepemimpinan

Review Buku




Judul                           : Teknik Kepemimpinan 
Pengarang                   : Auren Uris 
Penerjemah                  : Nency Simanjuntak 
Penerbit                       : PT. Bina Aksara 
Kota                            : Jakarta 
Tahun                          : 1987 
Halaman                      : viii - 142








A.    PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah suatu sikap yang ingin dicapai oleh setiap orang. Dalam hal apapun pasti kita semua memerlukan suatu pemimpin. Baik dalam keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi dan yang lainnya. Buku ini melatarbelakangi saya untuk mengetahui bagaimana teknik kepemimpinan  itu sendiri. Lebih dari itu, saya berharap bisa mengikuti teknik kepemimpinan ini agar saya dapat menjadi seorang pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi setiap orang yang berniat menjadi pemimpin.
Suatu pemimpin dapat mengetahui dimana dia layak memimpin atau sesuai dengan bakat dan kemampuannya yang tidak keluar dari bidangnya itu sendiri. Menjadi pemimpin tidaklah gampang, anda harus benar-benar bisa menjaga emosional yang anda miliki. Pemimpin harus memliki sifat sabar dan rasa bertanggung jawab yang tinggi. Tidak terlepas dari hal itu, pemimpin juga harus memilki sifat adil, berjiwa besar dan masih banyak lagi.
Seorang pemimpin harus mencapai target yang ingin ia lakukan untuk ruang lingkup yang sedang dipimpin. Dari buku ini terlintas dibenak saya untuk mencari bagaimana suatu kepemimpinan pendidikan. Tujuannya adalah agar dapat membantu seorang pemimpin yang berada di ruang lingkup sekolah. Dengan cara apa, bagaimana, agar dia dapat memimpin suatu sekolah dengan baik dan mencapai visi dan misi dari sekolah tersebut.

B.     ISI
Di dalam buku ini banyak sekali penjelasan penting tentang teknik kepemimpinan. Buku ini sangat menarik hampir setiap bab terdapat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan buku ini, setiap pembaca pasti jadi tertarik untuk menjawab soalnya. Tetapi sangat disayangkan sekali buku ini tidak memiliki daftar pustaka. Dan terlihat buku ini sudah termasuk buku yang telah dicetak pada tahun 80-an dengan sampul yang sudah kusam dan kertas yang kuning membuat pembaca tidak tertarik untuk membacanya. Tetapi tidak dengan saya, kembali ke tujuan awal, saya membaca buku ini karena ingin mengetahui dan memahami teknik kepemimpinan itu sepertia apa. Karena setiap orang akan dituntut menjadi sorang pemimpin, minimal menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri.
Adapun ringkasan penjelasan dari buku ini adalah sebagai berikut :
Bab 1 menguraikan tentang bagaimana suatu pemmipin mengukur kepemimpinannya sendiri.
a.      Pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik pasti diutamakan seandainya ia mempertimbangkan keinginan individuseperti perlindungan dan kepuasan kerja.
b.      Pemimpin yang mengarah kepada kepemimpinan yang sukses.
Kepemimpinan yang cakap pasti akan lebih meningkatkan keberhasilan/kesuksesan anda.
Uji kepemimpinan dapat dilakukan dengan ujian dan akan mendapatkan penilaian dari hasilnya. Uji kemampuan juga bisa dengan cara kemampuan untuk menyampaikan ide.
Bab 2 menjelaskan bagaimana cara memipin, cara memimpin diperlukan metode dasar diantaranya:
a.       Tiga metode dasar kepemimpinan
1.      Pemimpin autokratif terutama mementingkan pengabdian anggota organisasinya. Beliau menentukan dasar dan menganggap bahwa proses memberi pilihan sebagai satu tugas yang perlu dilaksanakan oleh satu orang yaitu beliau sendiri.
2.      Pemimpin demikrasi memperoleh ide dan saran organisasinya. Ia melakukannya dengan bertukar pendapat dan menanyakan pendapat para anggota organisasi. Para anggota organisasi digalakkan membantu dalam prses membuat kebijaksanaan. Tugas pemimpin sebagian besar mengendalikan suatu musyawarah.
3.      Pemimpin secara bebas hanya mrupakan suatu sumber informasi. Biasanya ia tidak terlibat secara langsung dengan aktivitas organisasi. Kehadirannya hanya untuk memberikan bahan dan fakta. Sedapat mungkin ia menggunakan kontrol yang minimal.
b.      Cara Memilih Pendekatan Anda
1.      Individu di bawah anda. Tidak ada dua manusia yang sama. Perbedaan mereka dan pengaruh perbedaan ini terhadap cara kepemimpinan anda akan dijelaskan.
2.      Organisasi tertentu. Jenis-jenis manusia dalam organisasi anda mempengaruhi sistem anda. Suatu oraganisasi berbeda dengan organisasi lainnya dalm sistem tertentu. Pemahaman tentang mengapa organisasi itu berbeda akan membantu anda memilih pendekatan anda.
3.      Situasi kepemimpinan. Kehidupan sesuatu organisasi itu mengalami berbagai kegembiraan dan kesdihan yaitu pada saat aktivitasnya mencapai puncaknya atau sebaliknya. Sistem kepemiminan perlu membuahkan hasil menurut keadaan akan dijelaskan.
4.      Pribadi anda seniri. Anda sendiri tegasnya sifat anda senidri biasanya menjadi faktor utama dalam menentukan cara anda memimpin orang-orang anda. Semua sistem tertentu itu hanya seduai dengan bentuk pribadi tertentu saja. Fakta-fakta yang diberikan dalam buku ini akan membantu anda membuat pilihan dengan memikirkan masalah ini.
Bab 3 memaparkan tentang menyesuaikan sistem menurut kebutuhan anda.
a.    Dasar untuk Menjalankan Sistem Autokrat
1.      Orang yang suka sentimen tidak menyenangi otoritas. Namun sifatnya perlu dikotrol oleh otoritas. Sistem autokrat dapat mempengaruhi sifat permusuhannya melalui pengarahan yang ditujukan kepadanya untuk mencapai target yang dikehendaki.
2.      Orang yang mempunyai sifat yang suka mengharapkan orang lain. Orang dari golongan ini merasa membutuhkan perintah yang tegas. Perasaan ini menimbulkan rasa bimbang dan tidak pasti dalam dirinya kecuali terdapat pemimpin yang kuat dan berwibawa. Bimbingan yang tegas memberikan keyakinan baru kepadanya.
b.   Dasar untuk Menjalankan Sistem Demokrasi
1.      Orang yang suka bekerjasama – Kesediaannya untuk bekerjasama bukanlah merupakan sifat-sifat pribadi yang terpisah dengan sendirinya. Walau bagaimanapun orang di bawahnya yang mempunyai sifat ini mungkin bekerja lebih baik dengan sistem demokrasi. Orang yang sifatnya suka bekerjasama tidak berarti ia tidak berusaham tetapi cara ia menggunakannya agak berbeda dari individu yang suka sentimen dalam menyumbangkan tenaganya untuk membantu orang lain. Individu yang energik dan mau bekerjasama akan bertindak mengikuti arah yang tepat di samping sedikit pengawasan.
2.      Individu yang suka berkelompok, lebih menyenangi pekerjaan yang berkelompok. Kemungkinan ia menghasilkan pekerjaan yang lebih baik melalui sistem yang bercorak demokrasi. Ia membutuhkan sedikit pengarahan karena ia menganggap pekerjaannya adalah merupakan pekerjaan kelompok. Ia akan merasa sangat puas di kalangan anggota kelompok yang mempunyai hubungan yang rapat dan akrab.
c.       Dasar untuk Menggunakan Pendekatan Kepemimpinan Bebas
1.      Orang yang bersifat individualistis lebih produktif fi bwah kepemimpin sstem bebas, jika ia mengetahui tentang tugas-tugasnya. Ia akan meminta pujian di samping menjadikan tugasnya menjadi pusat perhatian orang banyak. Biarkan ia berbuat demikian kecuali bila ada kemungkinan bahwa tindakkannya akan mengganggu individu lain atau organisasinya.
2.      Sebagian orang tidak suka bergaul atau mempunyai hubungan pribadi dengan orang lain. Sifat seperti ini mungkin disebabkan oleh adanya sifat sentimen yang tersembunyi. Dalam beberapa hal sumbernya mungkin merupakan sejenis penyakit mental, yang tidak ada hubungannya dengan alam nyata. Walau apa oun alasannya, individu seperti ini dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik seorang diri. Pendekatan kepemimpinan sistem bebas ini mewujudkan situasi kerja yang menyenangkan di samping dapat membuktikan usaha yang efektif.
Memilih Pendekatan Anda : Kelompok
a.       Pembentukan Sikap Kelompok
Perbedaan tingkah laku individu-individu dalam sebuah kelompok telah kita ketahui. Anggota kelompok A pada umumnya sering berselisih paham dan perasaan mereka selalu terganggu, sebaliknya perasaan anggota kelompok B lebih tenteram. Sebagai satu kelompok mereka tidak begitu energik sebaliknya lebih mudah berubah-ubah dan bekerjasama.
b.      Personalitas Kelompok
Satu hal yang nyata, kecenderungan individu dalam suatu kelompok untuk saling memahami antara satu sama lain menjadi dasar yang praktis bagi sistem kepemimpinan anda.
c.       Menilai Kelompok Anda
Kualitas kelompok tertentu terbentuk melalui pengalaman anggota kelompok anda sewaktu bekerja. Penelitian yang anda lakukan dengan teliti tentang semua kualitas ini memberikan jawaban yang dibutuhkan untuk membentuk sistem kepemimpinan anda.
d.      Personalitas Kelompok dan Individu
1.   Saling memahami (understanding)
2.   Kecakapan (afficiency)
3.   Kesediaan (willingness)
Bab 4 menjelaskan tentang masalah pribadi kepemimpinan. Masalahnya terbagi menjadi dua ada yang wajar dan tidak wajar antara lain :
a.    Wajar
1.      Keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri.
2.      Mempunyai pengetahuan yang cukup tinggi dibidang pekerjaan.
3.      Kemampuan menerima tanggungjawab dengan mudah.
4.      Pemimpin benar-benar menghormati kemampuan orang-orang dibawahnya.
5.      Ia merasa yakin terhadap keefektifan pikiran dan tindakan kelompok.
b.   Tidak wajar
1.      Takut orang-orang dibawahnya tidak akan mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.      Kepuasan pribadi karena mempunyai kekuasaan terhadap orang lain.
3.      Merasa penting untuk menjadi seorang yang berpengaruh.
4.      Pemimpin ragu-ragu untuk menerima tanggungjawab.
5.      Ia berprasangka bahwa dengan menggunakan sistem demokrasi, berarti ia hapus ber-partner – hal ini akan mengurangi tanggungjawabnya.
6.      Ia ragu-ragu untuk memberikan tenaganya untuk tugas yang tidak menyenangkan tetapi dibutuhkan dan oleh sebab itu ia mengharapkan Kelompok mengerjakannya untuk kepentingannya.
Bab 5 mennguraikan kekuasaan penuh terhadap kelompok anda.
a.       Sikap – cara orang-orang di bawah anda bereaksi terhadap kepemimpinan anda.
b.      Komunikasi – pertukaran informasi, ide dan perasaan di kalangan anggota kelompok dan antara anda dengan kelompok.
c.       Kecakapan – sejauh mana kefektifan orang-orang di bawah anda secara individu.
Bab  6 menguraikan kekuasaan penuh untuk anda.
Teknik kepemimpinan anda tidak mempengaruhi tanggung jawab anda. Dalam beberapa hal, anda diberi tugas kepemimpinan serta tanggungjwab, tetapi anda tidak diberitahu cara mana yang hendak digunakan. Semuanya adalah pilihan anda. Dengan kata lain, seorang pemimpin yang diserahi tanggungjawab, buka berarti hanya melaksanakan sebagian dari tanggungjawan yang diberikan. Tugas utamanya ialah untuk memenuhi tanggungjawab tersebut.
Bab 7 menjelaskan mengenai objektif anda. Obyektif anda terbagi dua yaitu:
a.       Obyektif jangka pendek ini penting untuk menjadikan sesuatu tujuan itu bertambah jelas.
b.      Obyektif jangka panjang memerlukan pendekatan yang agak berbeda dari obyektif jangka pendek dari segi daya upaya anda.
Sekian paparan dari buku teknik kepemimpinan ini semoga bermanfaat.
 


C.    PEMBAHASAN
1.      Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan fenomena interaksi sosial yang kompleks, dan sering kali sulit dibaca. D.E. McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. J.M Pfiffner mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oteng Sutisna mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja sama ke arah tercapainya tujuan.
2.      Delapan Jenis Teori Kepemimpinan
a.    Teori Genetis
Teori ini sering disebut sebagai the great man theory. Teori ini berasumsi bahwa kapasitas kepemimpinan itu bersifat inheren, bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, not made).
b.   Teori Sifat
Serupa konsepsinya dengan teori “Great Man”, teori sifat mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentudan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.
c.    Teori Kotigensi
Teori-teori kepemimpinan kontigensi memfokuskan pada variabel tertentu yang berhubungan dengan lingkungan yang bisa menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok untuk situasi yang cocok pula. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dalam segala situasi.
d.   Teori Situasional.
Teori kepemimpinan situasional mengusulkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional.
e.    Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakn hasil bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan.
f.       Teori Partisipatif
Teori-teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal adalah mengambil prakarsa bagi pelibatan orang lain, sehingga pada setiap pembuatan keputusan, antara pemimpin dan pengikutnya, seperti memiliki rekening bersama, meski jumlah uang disetor ke dalam rekening itu, tidak harus bahkan tidak boleh selalu sama.
g.      Teori Transaksional
Teori ini sering disebut sebagai teori-teori manajemen. Teori transaksional berfokus pada peran pengawasan, organisasi, dan kinerja kelompok.
h.      Teori Transformasional
Teori ini sering disebut sebagai teori-teori relasional kepemimpinan. Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya.
3.      Ciri-ciri Kepemimpinan
a.       Adaptif terhadap situasi
b.      Waspada terhadap lingkungan sosial
c.       Ambisius dan berorientasi pada pencapaian
d.      Tegas
e.       Kerja sama atau kooperasi
f.       Menentukan
g.      Diandalkan
h.      Dominan atau berkeinginan dan berkekuatan untuk mempengaruhi orang lain
i.        Energik atau tampil dengan tingkat aktivitas tinggi
j.        Persisten
k.      Percaya diri
l.        Toleran terhadap stres
m.    Bersedia untuk memiliki tanggung jawab
4.      Teknik Kepemimpinan Pendidikan
Tekinik kepemimpinan yang dimaksud disini ialah suatu cara atau metode yang dapat dipakai dalam melaksanakan tugas kepemimpinan.
a.    Gaya Kepemimpinan
Dalam mempersoalkan gaya kepemimpinan kita boelh beranggapan bahwa individu (pemimpin) harus mempertahankan yang konsisten dalam semua aktivitasnya, tapi harus bersifat fleksibel menyesuaikan gaya tersebut dengan situasi yang spesifik dan orang-orang yang dipimpin. Berikut ini akan dikemukakan satu persatu gaya-gaya kepemimpinan tersebut:
1.         Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin yang bergaya otokratis ini memegang kekuasaan mutlak. Semua kebijaksanaan atau policy ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri, langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pemimpin satu persatu yang dilakukan tanpa musyawarah dengan orang yang dipimpin.
2.         Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Pada kepemimpinan ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap orang yang dipimpin. Pimpinan dengan gaya situasi ini berpendapat bahwa tugasnya adalah menjaga dan menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan organisasi, atau yang dipimpinnya guna menyelenggarakan organisasinya.
3.         Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya yang mempertemukan prinsip dan prosedur yang sangat ekstrim itu. Pada kepemimpinan Demokratis memanfaatkan peranan aktivitas dari orang yang dipimpin, dalam kebebasan menentukan kebijaksanaan dan menentukan langkah-langkah kegiatan dalam gaya Laissez Faire dan menghargai peranan aktif pimpinan dalam menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah kegiatan. Kepemimpinan demokratis menetapkan kebijaksanaan berupa keputusan penting yang disesuaikan dengan tuntutan kelompok.
b.   Komunikasi dan Pembinaan Kerjasama
Komunikasi dalam organisasi bertujuan agar kegiatan lancar dan terarah serta menciptakan kerjasama orang-orang yang ada dalam organisasi oleh karena itu jika diberikan suatu definisi tentang komunikasi maka komunikasi adalah: “Kegiatan pemberian informasi, data, penyampaian saran, ide untuk mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi guna melancarkan usaha kerjasama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.”
1.      Jenis Komunikasi
a.    Komunikasi Internal adalah komunikasi yang beralngsung dalam suatu organisasi. Komunikasi ini dapat berlangsung secara vertikal, horizontal, diagonal, searah, dua arah, bebas, dan terikat.
b.   Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung untuk mengadakan hubungan dengan pihak lain berupa tukar menukar informasi, ide, saran, data dalam pembicaraan kerjasama di luar organisasinya. Komunikasi ini dapat berlangsung secara searah, dua arah bebas dan terikat.
2.      Proses Berkomunikasi
Proses berkomunikasi tidak berlangsung seperti mengalirkan air ke dalam sebuah bejana, tetapi komunikasi berlangsung melalui pentahapan-pentahapan. Adapun pentahapan berlangsungnya adalah sebagai berikut:
a.    Tahap diketahui
Pesan yang akan diinformasikan sebelum disampaikan harus diketahui lebih dahulu baik tentang isinya itu sendiri maupun tujuan yang akan segera diperoleh harus diketahui.
b.   Tahap dimengerti
Agar pesan yang disampaikan tidak keliru atau disampaikan benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki maka pesan harus dimengerti lebih dahulu terutama makna yang terkandung di dalamnya.
c.    Tahap penghayatan
Tahap penghayatan ini sering juga disebut tahap pendarahdagingan, pada tahap ini pesan tidak hanya cukup dimengerti tapi dipahami sampai pesan itu benar-benar menjadi milik kita dalam arti kata sudah menyatu dengan diri kita.
d.   Tahap penyampaian
Setelah diketahui, dimengerti, dihayati, baru isi pesan itu kita sampaikan.
3.   Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi
            Dalam memperhatikan hal yang mempengaruhi komunikasi akan dilihat dari dua segi, yaitu:
a.       Yang dapat menghalangi komunikasi
Yang dapat menghalangi komunikasi itu terutama bagi komunikator adalah ketakutan terhadap penyalahgunaan dari pesan yang akan diinformasikan, hal ini dapat menyebabkan pesan tidak sampai kepada sasaran.
b.      Yang dapat mengurangi halangan komunikasi
Supaya pesan itu mencapai sasaran dan mengurangi keterlambatan-keterlambatan, maka perlu komunikasi itu menarik perhatian, pemahaman, diterima oleh komunikator untuk disampaikan.
4.   Teknik Berkomunikasi
Teknik berkomunikasi berarti pengetahuan atau kepandaian berhubungan dengan manusia lain dalam kegiatan penyampaian informasi, saran, data dan sebagainya dalam pembinaan kerja sama.
a.       The parent ego state
Ini adalah keadaan sifat yang terdapat pada diri orang tua. Sifat pada orang tua itu ada dua macam: yaitu sifat penolong, umpamanya: melarang, mencegah, membimbing, membantu, menyayangi, menasihati, memberi petunjuk. Sifat pengecam, umpamanya begitu salah, itu tidak cocok, itu tidak benar, ini harus begini, begini caranya.
b.      The adult ego state
Adalah keadaan atau sifat yang terdapat pada diri orang dewasa yang tindakan didasarkan atas pemikiran yang rasional dan obyektif.
c.       The child ego state
Adalah keadaan atau sifat yang terdapat pada anak-anak. Tindakan yang didasarkan atas reaksi emosional yang spontan, kreatif, humor, penuh kreatif dan inisiatif.
5.   Syarat Komunikasi
Syarat dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut.
a.       Tepat pada waktunya
b.      Mencapai sasaran
c.       Jelas
d.      Lengkap
e.       Ketetapan
f.       Keseragaman
g.      Menarik perhatian
h.      Dipercaya



D.  KESIMPULAN
Teknik kepemimpinan perlu diketahui oleh setiap pemimpin. Teknik kepemimpinan pendidikan adalah suatu cara atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan dalam sebuah pendidikan. Kepemimpinan adalah seorang pemimpin yang bertugas mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin harus mengetahui jenis teori kepemimpinan yang meliputi, teori genetis, teori sifat, teori kontigensi, teori situasional, teori perilaku, teori partisipatif, teori transaksional, teori transformasional. Setiap pemimpin pendidikan mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda, gaya kepemimpinan terbagi menjadi tiga, yaitu kepemimpinan otokratis, kepemimpinan laissez faire, dan kepemimpinan demokratis. Pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik, selama berkomunikasi berlangsung pemimpin harus menjalani beberapa tahap, yaitu tahap diketahui, tahap dimengerti, tahap penghayatan, dan tahap penyampaian.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik kepemimpinan pendidikan sangat penting bagi seorang pemimpin yang bertugas sebagai kepala/pemimpin di instalasi pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA
Danim Sudarwan, Kepemimpinan Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Asmara Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, 1985.










 

Oseng-oseng Sayur Tahu Crispy